Tajen Tutup!! Peternak Ayam Aduan Di Jembrana "Sing Bise Ngomong R"
![]() |
Salah 1 tukang pelihara sedang memamerkan koleksi ayam White Kelso |
JEMBRANA - Tabuh Rah atau sering kita sebut Tajen yang dikenal dengan aduan ayam memakai pisau kecil yang disebut taji memang sudah menjadi tradisi di lingkungan masyarakat Bali, bedanya Tabuh Rah dilaksanakan di area pura untuk kepentingan upacara yadnya.
Hampir seluruh kabupaten di Bali memiliki wantilan besar khusus untuk kepentingan aduan ayam atau yang sering masyarakat sebut tajen, taruhan dan perputaran uang di tajen sangat luar biasa besar sehingga tidak sedikit masyarakat Bali menggantungkan hidupnya di dunia tajen.
Mulai dari pedagang makanan, parkir untuk pemasukan desa hingga yang tak ketinggalan peternak ayam aduan itu sendiri, seperti yang dialami peternak ayam aduan yang bernama I Ketut Citos, peternak ayam aduan yang berasal dari lingkungan Kebon Kelurahan Baler Bale Agung Kecamatan Negara ini, sudah menggeluti dunia peternakan ayam selama hampir 8 tahun terakhir.
Dalam cerita singkatnya berawal dari hobby memelihara ayam hingga akhirnya memutuskan untuk membeli beberapa pasang ayam jenis White Kelso (White Citos). Peternakannya mencapai puncak kejayaan pada tahun 2018 sebelum pandemi covid yang berjumlah ratusan, penghobby dari seluruh pelosok di Bali datang untuk membeli karena menyukai ras White Kelso yang konsen diternakannya sampai saat ini.
"Dulu saat sebelum covid melanda jumlah ayam sangat banyak karena pesanan dari berbagai daerah datang, setelah covid berakhir mulai berangsur pulih tapi tajen diputuskan ditutup sejak 3 bulan terakhir sehingga jumlah pembeli ayam berkurang dan harga pasaran di tempat lain mulai jauh dari harga yang semestinya sedangkan harga pakan terus naik" tutup Citos.(D.U)
No comments