Pentingnya HAKI Untuk Kemajuan Pengrajin Tradisional, The Soekarno Center Dukung BIFW 2022
![]() |
Press Conference Bali International Fashion Week 2022 |
DENPASAR - Untuk mendukung kemajuan industri masyarakat Bali, terutama produk pengrajin tradisional dan designer, melalui Dewan Pembina The Sukarno Center/Law Center Marhaen, Dr. Shri I Gusti Ngurah Wira Wedawitry, WS.S.Sos.,S.H.,M.H., atau akrab disapa Gung Wira menyoroti permasalahan HAKI atau Hak Kekayaan Intelektual yang kerapkali menerpa produk pengrajin tradisional dan desainer, mengingat HAKI dapat dikatakan sebagai hak untuk menikmati hasil ekonomis dari suatu inovasi intelektual.
Sebagai Direktur Law Center Marhaen, Gung Wira siap membantu permasalahan HAKI sekaligus mengingatkan pengrajin dan desainer mengurus hasil karyanya melalui regulasi HAKI.
"Jangan sampai ide produk pengrajin dan desainer kita tidak di-HAKI-kan," kata Gung Wira, saat acara Press Conference tahap kesatu Bali International Fashion Week (BIFW) 2022 di Inna Bali Heritage Hotel Denpasar, Sabtu, 17 September 2022.
Selanjutnya, Gung Wira mencontohkan produk batik hampir diklaim oleh negara tetangga, sehingga pihaknya tidak mau kecolongan seperti itu.
"Jangan sampai ide atau hasil karya anak bangsa yang sangat luar biasa dan kreatif itu dipakai atau dikomersialkan oleh orang lain, karena tidak tahu terkait dengan regulasi HAKI," tegas Gung Wira.
Bahkan, Gung Wira menerangkan, bahwa untuk memproses HAKI itu tidak ruwet, yang terpenting ada niat dan mengarahkan dalam pengurusan HAKI.
Diperkuat lagi, peran pemerintah melalui DPD RI mensupport kegiatan BIFW 2022 yang menampilkan hasil karya para pengrajin kain tradisional sekaligus membantu pengurusan HAKI dari pelaku UMKM, desainer dan pekerja kain tenun tradisional.
"Dari HAKI akan ada royalty, dari royalty akan bisa membantu para UMKM dan desainer serta pekerja tenun untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik," ungkapnya.
Mewakili The Sukarno Center, Gung Wira mengucapkan selamat kepada panitia yang sudah berjuang untuk mempersiapkan agenda BIFW tahun 2022.
Menurutnya, acara BIFW 2022 sangat siap diselenggarakan di Museum Pasifika, Kawasan ITDC, Nusa Dua Bali, 11-15 Oktober 2022 mendatang.
Namun, kata Gung Wira, ide menggelar BIFW sudah lama diagendakan, tapi karena terbentur kondisi pandemi Covid-19 selama dua tahun, akhirnya baru hari ini bisa mempersiapkan Press Conference Pertama.
Menariknya, Gung Wira menitipkan beberapa pesan saat berkoordinasi dengan panitia BIFW 2022, agar membantu pelaku UMKM lantaran pandemi memukul atau menghantam para pelaku dunia Fashion dan pelaku UMKM yang menyebabkan Bali mengalami defisit yang besar.
Sempat muncul ide untuk menyelenggarakan acara diluar Bali, tapi Forum menyampaikan, agar kegiatan acara berlangsung di Bali, karena Bali diakui sebagai jendelanya internasional dan dunia.
Dalam persiapannya, kemudian dibahas tentang fashion yang dipilih, karena lewat fashion bisa menyampaikan pesan-pesan yang baik.
"Kita di Bali, setiap kabupaten/kota memiliki model atau ciri khasnya masing-masing. Kalau di Denpasar dikenal endek dan di Karangasem terkenal dengan tenun gringsing. Nah, itu menjadi poin penting dalam acara ini," terangnya.
Terkait talent atau calon-calon model busana yang akan ikut serta dalam ajang BIFW 2022, Gung Wira memberi saran, agar diusahakan mengambil busana 34 Provinsi, sehingga semua kearifan lokal Nusantara bisa ditampilkan dalam acara ini.
"Kita bisa menampilkan Parade Budaya Nusantara dari Sabang hingga Merauke. Memang agak berat, tapi kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi. Kita menginginkan Bali lebih dikenal lagi oleh internasional, tapi poinnya adalah mengenalkan produk-produk lokal," pungkasnya. (Tim)
No comments