Jero Mangku Gede Wayan Peter Puasa Demi Bantu Sesama
Petunjuk pun diperolehnya setelah sempat Tangkil ke Pura Klenteng Agung, di mana dirinya harus kembali ke Bali dan menetap selamanya di Singaraja Bali. Orangtua Jero Mangku Peter berasal dari Desa Busungbiu Buleleng. Saat ini tinggal di Anturan Buleleng.
Kembalinya ke Bali sempat membuat Jero Mangku Peter bingung, karena tidak tahu apa yang harus dikerjakan. " Saat ini tyang bekerja di Lapas Singaraja, dan Bapak saya seorang pensiunan Polri dan merantau ke Jakarta sudah dari bujang", ujarnya.
Kebingungan yang dialaminya itu diketahui oleh Bapaknya, dan menyarankan dirinya untuk datang ke Griya Panji Sakti. Disanalah dirinya belajar tentang adat istiadat, agama juga berbagai upakara Banten. Hingga suatu hari, hatinya mulai bergejolak dan terus bertanya-tanya tentang kehidupan ini yang akhirnya semua akan berpulang alias Mati. Dimana tubuh ini akan hangus terbakar menjadi abu.
" Di Jakarta tyang sudah membangun Pelinggih untuk keluarga tyang, agar bisa ngayat ke Bali saat upacara besar, namun takdir berkata lain, dan proses mutasi tyang pun di ACC", jelasnya lagi kepada awak media.
Lelaki yang dikarunia 4 anak ini, dimana anaknya 3 orang lelaki ini pun memutuskan diri untuk melaksanakan pawintenan kepemangkuan. Proses kehidupan terus terjadi di Bali. Hingga hatinya tersentuh untuk melakukan Dharma tanpa batas kepada para Lansia, baik dari keyakinan yang sama maupun beda keyakinan.
Karena menurut Jero Mangku Peter, berbuat baik tidak hanya pada keyakinan yang sama, beda keyakinan pun dharma kebaikan tetap dilaksanakan tanpa maksud dan tujuan tertentu.
" Tyang iklas berbagi tanpa ada unsur untuk tujuan politik atau apalah, niat tyang hanya berbagi, itu saja", tegasnya.
Jero Mangku Peter bukan tergolong orang kaya, bahkan saat ini untuk tempat tinggal saja masih ngontrak di Anturan bersama Istri yang selalu mendampinginya dalam suka dan duka, serta anak-anaknya. Namun kebahagiaan batin bisa melaksanakan dharma bakti berbagi tanpa batas, merupakan harta kekayaan yang nyata buat dirinya sekeluarga saat ini.
" Batin saya bahagia bisa berbagi sebagian rejeki tyang walaupun tyang harus tidak makan, tyang tidak apa, tapi rasa kenyang tyang rasakan saat bisa menolong sesama, itulah yang tyang dan kluarga tyang rasakan", akunya.
Jero Mangku Peter yang awal tinggal di Bali sudah sempat Tangkil ke beberapa pura, ada sekitar 500 pura sudah ditangkili, dimana targetnya ingin Tangkil ke 1000 pura yang ada di Bali. Dan saat ini sudah 300 Lansia yang sudah didatangi untuk berbagi sembako. Sembako yang sudah dibagikan ada sekitar 650 sembako. Dan itu murni pendanaan dari pribadinya sendiri dan dibantu istrinya yang selalu menyisihkan uang belanja agar bisa untuk membeli bahan sembako itu.
Dharma tanpa batas ini oleh Jero Mangku Peter juga mengajarkan kepada semua anak-anaknya agar kebiasaan berbagi kepada sesama bisa diteruskan tanpa memandang dari keyakinan Agama manapun.
" Dihadapan Tuhan kita adalah sama, dan tyang mau anak-anak tyang juga bisa mengikuti jejak tyang ini. Dan anak-anak tyang juga tyang ajak ikut", ungkapnya lagi.
Dan tadi sekitar Pk. 12.08 WITA Jero Mangku Peter kembali melakukan Dharma tanpa batas menuju kediaman Jero Mangku Kari yang tinggal di Jagaraga Singaraja.
Selain memberi sembako, oleh istrinya yang ternyata seorang Bidan, mengecek tensi Jero Mangku Kari dan hasilnya Normal. " Kebetulan istri tyang Bidan dan tyang sendiri Perawat, jadi sekalian saja kami mengecek kesehatan dan memberi vitamin ke Jero Mangku Kari", pungkasnya.
Kembalinya Jero Mangku Peter ke Bali dengan tujuan yang sangat mulia ini semoga mampu menginfirasi bagi saudara kita yang lainnya. (JA)
Kembalinya ke Bali sempat membuat Jero Mangku Peter bingung, karena tidak tahu apa yang harus dikerjakan. " Saat ini tyang bekerja di Lapas Singaraja, dan Bapak saya seorang pensiunan Polri dan merantau ke Jakarta sudah dari bujang", ujarnya.
Kebingungan yang dialaminya itu diketahui oleh Bapaknya, dan menyarankan dirinya untuk datang ke Griya Panji Sakti. Disanalah dirinya belajar tentang adat istiadat, agama juga berbagai upakara Banten. Hingga suatu hari, hatinya mulai bergejolak dan terus bertanya-tanya tentang kehidupan ini yang akhirnya semua akan berpulang alias Mati. Dimana tubuh ini akan hangus terbakar menjadi abu.
" Di Jakarta tyang sudah membangun Pelinggih untuk keluarga tyang, agar bisa ngayat ke Bali saat upacara besar, namun takdir berkata lain, dan proses mutasi tyang pun di ACC", jelasnya lagi kepada awak media.
Lelaki yang dikarunia 4 anak ini, dimana anaknya 3 orang lelaki ini pun memutuskan diri untuk melaksanakan pawintenan kepemangkuan. Proses kehidupan terus terjadi di Bali. Hingga hatinya tersentuh untuk melakukan Dharma tanpa batas kepada para Lansia, baik dari keyakinan yang sama maupun beda keyakinan.
Karena menurut Jero Mangku Peter, berbuat baik tidak hanya pada keyakinan yang sama, beda keyakinan pun dharma kebaikan tetap dilaksanakan tanpa maksud dan tujuan tertentu.
" Tyang iklas berbagi tanpa ada unsur untuk tujuan politik atau apalah, niat tyang hanya berbagi, itu saja", tegasnya.
Jero Mangku Peter bukan tergolong orang kaya, bahkan saat ini untuk tempat tinggal saja masih ngontrak di Anturan bersama Istri yang selalu mendampinginya dalam suka dan duka, serta anak-anaknya. Namun kebahagiaan batin bisa melaksanakan dharma bakti berbagi tanpa batas, merupakan harta kekayaan yang nyata buat dirinya sekeluarga saat ini.
" Batin saya bahagia bisa berbagi sebagian rejeki tyang walaupun tyang harus tidak makan, tyang tidak apa, tapi rasa kenyang tyang rasakan saat bisa menolong sesama, itulah yang tyang dan kluarga tyang rasakan", akunya.
Jero Mangku Peter yang awal tinggal di Bali sudah sempat Tangkil ke beberapa pura, ada sekitar 500 pura sudah ditangkili, dimana targetnya ingin Tangkil ke 1000 pura yang ada di Bali. Dan saat ini sudah 300 Lansia yang sudah didatangi untuk berbagi sembako. Sembako yang sudah dibagikan ada sekitar 650 sembako. Dan itu murni pendanaan dari pribadinya sendiri dan dibantu istrinya yang selalu menyisihkan uang belanja agar bisa untuk membeli bahan sembako itu.
Dharma tanpa batas ini oleh Jero Mangku Peter juga mengajarkan kepada semua anak-anaknya agar kebiasaan berbagi kepada sesama bisa diteruskan tanpa memandang dari keyakinan Agama manapun.
" Dihadapan Tuhan kita adalah sama, dan tyang mau anak-anak tyang juga bisa mengikuti jejak tyang ini. Dan anak-anak tyang juga tyang ajak ikut", ungkapnya lagi.
Dan tadi sekitar Pk. 12.08 WITA Jero Mangku Peter kembali melakukan Dharma tanpa batas menuju kediaman Jero Mangku Kari yang tinggal di Jagaraga Singaraja.
Selain memberi sembako, oleh istrinya yang ternyata seorang Bidan, mengecek tensi Jero Mangku Kari dan hasilnya Normal. " Kebetulan istri tyang Bidan dan tyang sendiri Perawat, jadi sekalian saja kami mengecek kesehatan dan memberi vitamin ke Jero Mangku Kari", pungkasnya.
Kembalinya Jero Mangku Peter ke Bali dengan tujuan yang sangat mulia ini semoga mampu menginfirasi bagi saudara kita yang lainnya. (JA)
No comments