Pamer Kekayaan untuk Menggaet Ambisi
OPINI GATRA | OPINI |Fenomena teror dari orang-orang kaya yang diperlihatkan di media sosial, Instragram, Youtube, Tiktok dan lainnya, kadang membuat otak jadi kotor, bahkan ada yang memaki merendahkan diri sendiri akibat melihat begitu muda belianya mereka yang super rich (super kaya) yang sekarang dikenal dengan label Crazy Rich. Sekelompok orang dengan dandanan super norak keren itu, digandrungi maaf (typo) lagi diilerin kaum milenial yang didalam otaknya pingin cepet kaya secara instan.
Pemerintah sebenarnya harus ikut campur dalam masalah ini, Indonesia ini masyarakatnya suka hal baru (kepo/kagokan), tapi terkadang harus kena (kejengkang tertipu) dulu baru mau belajar dan mengerti. Disini pemerintah harus juga mengawasi konten-konten yang dirasa sudah keterlaluan merusak mental masyarakat, terutama kaum muda yang sudah mulai diracuni oleh kondisi keadaan palsu yang dibuat kelompok orang yang mengatakan dirinya super kaya ini. Kita ingin pemerintah kejar pajak-pajak dari orang-orang ini.
Tetapi saat ini sudah banyak yang mau speak up masalah ini, dengan mengatakan bahwa mereka sudah banyak terbukti menyewa semua barang-barang mewah yang dikenakannya, dari mobil, jam tangan mewah sampai rumah yang diakui dibelinya dengan keringatnya sendiri, untuk tujuan menjual suatu jasa atau produk mereka.
Rhenald Kasali dalam podcast bersama Deddy Corbuzier juga membahas tentang hal itu, walaupun Deddy juga suka pamer yang dimaklumin oleh Rhenald sebagai prestasinya. Tapi kita juga melihat kejujuran Deddy yang semasa kecil tidak sekaya dirinya sekarang, jadi sikap itu diwajarkan 😆, kalo saya sih melihat Deddy tertular kaum itu, tapi kenapa Azka tidak? (Asek), karena dia lahir Deddy sudah kaya, jadi mentalnya beda, ini kok malah bahas Deddy...
Kembali, bahwa dikatakan juga orang-orang yang pamer ini adalah hendak meracuni / mempengaruhi masyarakat agar tertarik dengan dirinya yang kelak apa yang dibangunnya bersama timnya yang dibelakang layar bisa membuat jebakan betmennya berhasil. Ada yang mendapatkan fee dari kekalahan orang, ada yang mendapatkan ketenaran serta barang-barang mewah tadi jadi milik dia dalam jangka waktu lama, dan sebagainya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa jiwa yang miskinlah yang tertarik akan hal-hal tersebut, karena mimpi-mimpi yang dibangkitkan tadi menjadi ilusi dan ambisi yang tidak terkendali, dan didapatkannyalah uang mereka, dengan memanfaatkan ambisinya tadi.
Sama dengan gaya sedekah yang menginginkan 10 kali lipat itu, mirip tetapi tidak sama, maksudnya yang satu duniawi dan yang lagi satu akhirat. Kita sebenarnya kalo mau jujur melihat dan mengenal orang kaya dalam lingkungan atau pergaulan kita, mereka banyak yang terlihat sederhana, unik bahkan tertutup sekali.
Bukan seperti orang-orang yang mengaku kaya, lalu mengadakan seminar dimana-mana untuk mengajak orang-orang menjadi kaya bersama dan ujungnya apa yang dijanjikan tidak pernah kunjung datang. Mungkin yang dimaksud adalah kumpulkan uang anda sebanyak-banyaknya di rekening mereka, lalu kita disuruh mengkhayalkan akan mendapatkan hasil.
Sebenarnya ketidakmengertian kita semualah yang membelikannya mobil ferrari, rumah mewah dan dandanan fashion yang memperlihatkan dandan blink-blink dengan merk terkenal tanpa kita sadari. Karyawan perusahaan orang (employee) - karyawan perusahaan sendiri (self employee) - Bisnis (entrepreneur) - Investor, mungkin jenjang itu harus kita lewati dalam memahami semua sebagai pelengkap ilmu yang tidak diajarkan disekolah ini, pesannya bergurulah pada yang benar dan rendah hati, karena ilmu kehebatan itu berasal dari orang yang bijak, dan akan mengajarkan kepada orang yang tepat, tidak di obral di seminar ingin cepat kaya. (Ray)
..........
Kita hanya bisa menyelamatkan orang yang mau diselamatkan walau kita punya ilmu, cerita sekitar dan pengalamannya, tidak bisa menyelamatkan orang yang mau mencoba ambisinya, tetapi kita punya kesempatan lagi datang saat mereka benar2 tersungkur....
No comments