Satya Wacana Jadi Mulat Sarira Bagi Bali
Sumber foto, google |
OPINI GATRA | BALI | Taipan Bisnis yang memiliki jaringan luas di seluruh dunia terutama asia mungkin kecewa terhadap perlakuan sekelompok orang yang mengatakan menolak pembangunan perluasan darat di sebuah teluk di Bali.
Dalam kasak-kusuk yang beredar di masyarakat adanya persetujuan dan kesepakatan awal yang membuat taipan bisnis ini lega untuk sementara. Menurut narasumber yang mewanti-wanti tidak mau dipublikasikan namanya mengatakan bahwa dirinya ikut terlibat dalam pembicaraan dan rapat-rapat penting terhadap pembangunan untuk wilayah laut itu.
"Persetujuan itu sudah disetujui dengan banyak pihak dengan syarat menyetujui apa yang harus dibantu oleh investor, "ujarnya, Jumat (21/01/2022).
Ia juga bercerita tentang pemberian hibah dana bantuan yang fantastis itu sudah keluar, tetapi ujungnya ia menceritakan kondisi ini seperti bubu (alat tangkap ikan), yang bagi investor seperti ikan yang masuk mudah, keluar susah, mereka seakan-akan seperti terjebak. Investor tentu merasa sakit hati dengan hal ini, bukan hanya lantaran uang yang sudah dikeluarkan cukup fantastis tetapi kepercayaan yang sudah diberikanpun menjadi tak berarti.
Tentu ini akan menjadi preseden buruk bagi masyarakat Bali sendiri, karena kelakuan segelintir orang yang tidak satya wacana atau setia akan ucapan. Dalam dunia bisnis tidak tepatnya ucapan dengan kelakuan yang berbasis kepercayaan itu adalah pengkhianatan besar bagi investor atau calon investor.
"Dia adalah orang yang berpengaruh dan tulus walau basicnya adalah bisnis, dia seorang pebisnis tentu membangun dengan cara-cara bisnis, itu lumrah, "sebutnya.
Ia juga menambahkan bahwa bila saja ditolak lebih awal tentu akan lain, karena ia menekankan dalam ceritanya bahwa pimpinannya ini adalah biasa saja dalam rencana bisnis itu ditolak, tetapi tidak dengan cara-cara yang tidak satya wacana.
Bisa saja kolega dan semua jaringannya diajak untuk sementara tidak melirik Bali untuk menjadi tujuan investasi, bisa saja dengan kemampuannya yang luas dan finansial yang hebat untuk mengalihkan ke bagian Indonesia lainnya.
Bali itu sangat unik dan tidak bisa dibandingkan, betul itu bantahnya dalam pertarungan debat kemarin malam. Namun ia menunjukan Prancis dikunjungi oleh 84,7 juta wisatawan asing (2013), sedangkan Bali 8,26 juta wisatawan asing (2018), lalu Thailand 20,27 juta (2020). Dari data itu kurang lebih maksudnya adalah Bali itu unik dia memiliki adat dan budaya yang kaya, sedangkan perancis tidak terlalu banyak budaya, toh jauh sekali perbandingan wisatawannya yang datang. Tentu itu bisa menjadi barometer bagi perkembangan Bali untuk menambah kedatangan turisnya.
"Perancis komitmen terhadap media yang memberitakan hal-hal buruk, karena dia komitmen bahwa perancis adalah wilayah pariwisata. Ia menjaga betul tulisan-tulisan yang beredar hanya mencari sensasi belaka dengan membesar-besarkan masalah kecil. Tentu itu berdampak sekali terhadap orang yang akan menghabiskan liburannya, "jelasnya.
Bila komitmen Bali adalah wilayah destinasi pariwisata tentu media, stakeholder yang ada wajib melayani kehidupan pariwisata dengan satya wacana menjaga bersama-sama komitmen tersebut. Hidup makan melalui pariwisata wajib memiliki sikap-sikap pelayanan yang kelas dunia, bukan memiliki sikap yang keras tanpa pertimbangan. Karena sesungguhnya pariwisata adalah serve atau pelayanan terhadap tamu dan tentu yang terbaiklah yang secara keseluruhan yang akan dipilih oleh wisatawan, bukan hanya sekedar indahnya suasana.
Ia berlanjut bercerita tentang sikap-sikap keras oknum masyarakat yang mengatasnamakan adat, bersikap terlalu keras dengan bahasa serang-serang terhadap kepercayaan yang berbeda. Sikap-sikap ini tentu akan menjadi garis merah bagi orang-orang luar sana yang notabene juga sebagai penganut kepercayaan yang sama. Ketersinggungan atas sikap-sikap kasar mungkin tidak akan dia tunjukan karena mereka di belahan dunia sana memiliki cara sendiri untuk menghukum bangsa yang arogan, bangsa yang dianggapnya kasar.
"Pemujanya itu banyak tokoh yang berpengaruh dan memiliki peran dalam percaturan dunia. Sikap kita harusnya lebih sabar dan duduk bersama membicarakan dengan bijak, bentuk aturan-aturan yang bisa membatasi ruang mereka dengan awig-awig, itu sudah cukup jangan memperlihatkan lengen gede (tangan besar). Itu tidak bijaksana, "ujarnya.
Yang kita tidak habis pikir adalah dengan membuat meme-meme yang sangat tidak patut untuk mendiskriditkan mereka yang berbeda. Bagi mereka itu seorang maha guru yang mereka percayai, mereka hebat dan kuat secara finansial dunia yang mereka percayai berkah dari sang guru.
"Kira-kira kalo kita punya power, finansial, jaringan serta kekuasaan, dan guru yang sangat kita hormati diperlakukan seperti itu kita marah atau tidak. Sikap-sikap inilah menjadikan kita harus mawas diri untuk menjaga dan melayani orang lain dengan cara-cara baik dan bermartabat, "sarannya sambil menghidupkan sebatang rokok.
Dengan sikap yang terjaga dengan baik, tentu kepercayaan akan baik juga. Berkah Bali tidak akan hilang, berkah Bali tidak akan pudar asal kita semua mau mulat sarira (intropeksi diri) dengan sikap-sikap Tat Twan Asi yang artinya kita harus menjaga sikap-sikap kita agar bisa menghargai kehidupan manusia lain, ia adalah kamu jadi jagalah dia dengan kasih sayang. (Ray)
......
Sumber tambahan inspirasi opini penulis,
No comments