Breaking News

Mudarta, Border tidak dibuka, kesabaran masyarakat bisa saja meledak

 

Jaga sosial politik, karena peristiwa 98 adalah tentang sosial politik diikuti resesi ekonomi

OPINI GATRA | DENPASAR | Ditemui saat bersantai ngopi, Made Mudarta ketua Partai Demokrat Provinsi Bali ditanya soal dukungan dibukanya border pariwisata di Bali, ia mengiyakan bahwa pentingnya pemerintah Bali untuk meyakinkan pusat bahwa Bali sudah siap dibuka dengan prokes dan aturan pencegahan covid-19.

Made Mudarta juga menegaskan bahwa pemimpin itu adalah sosok yang berani memikul tanggung jawab, ia juga menekankan bila pemerintah Bali masih ragu tentu ini akan membuat pemerintah pusat akan berpikir kembali. " Seperti kawasan Sanur, Nusa dua, Ubud dan lainnya yang Zona hijau, masyarakatnya juga sebagain besar sudah di Vaksin dua kali, mereka adalah masyarakat yang taat prokes (protokol kesehatan), virus didaerah itu tentu sudah tidak ada, "ungkapnya, Senin (21/06/2021), di Coffe shop, seputaran renon.


Bagi yang sakit saat ini jelasnya, bahwa mereka semua telah dikarantina, dan di tampung di daerah-daerah karantina khusus. "Dari sini kita paham bahwa covid-19 ini sudah dapat dilokalisasi keberadaannya, tidak ada alasan kita khawatir dalam membuka border pariwisata. Itu butuh keberanian yang tinggi dari seorang Gubernur, apalagi mereka satu jalur, tentu koordinasinya lebih baik untuk dapat dibukanya border pariwisata Bali ini, "terang Mudarta.

Ia juga mengungkapkan bila Gubernur bersikap ragu, kepada dinas ragu tentu pemerintah pusat akan menjadi ragu untuk membuka border pariwisata ini. "Bila Border ini berlarut-larut sampai bulan Juli seperti yang dijanjikan pemerintah tidak dibuka, saya rasa kepercayaan masyarakat untuk ini akan menjadi berkurang, dan tentu pemerintahannya akan semakin tergerus juga partai-partai pengusungnya, " ungkapnya.

Masyarakat akan kehilangan kepercayaan karena gelombang pandemi pertama saja tidak mampu dihentikan, sementara negara maju seperti di eropa, gelombang ketiga sudah bisa diatasi. "Ini artinya pemerintah tidak mampu dari gelombang pertama tidak berhenti, jadi ini tentu menjadi tanggung jawab pemerintah karen masyarakatnya saya rasa sudah sangat patuh terhadap arahan, bimbingan penerapan protokol kesehatan, " ujarnya.

Ia juga berharap Border Pariwisata ini segera dibuka secara terbatas, agar secara perlahan perekonomian Bali dapat mulai kembali tumbuh. "Karena isi dompet masyarakat itu kurang, dapur mereka tidak ngebul tentu imun masyarakat menjadi menurun. Jangankan covid-19, flu biasa saja bisa sakit, manakala sebaiknya imun masyarakat pasti lebih kuat, "ujar Mudarta.

Ditanya tentang bila sebaliknya, ternyata covid mulai meningkat kencang dan pemerintah membatalkan dibukanya Border pariwisata dan menyebabkan kekecewaan yang tinggi terhadap masyarakat, ia mengungkapkan, " Saya pikir masyarakat Bali itu santun dan hormat kepada pemimpinnya, di Bali itu ada catur guru, ada 4 guru yang harus dihormati salah satunya pemerintah, tentu itu ada batasannya, dan bila mana pemerintah cedera janji maka masyarakat kesabaran masyarakat ini bisa luntur, dan ini kita tidak dapat prediksi, "ungkapnya coba mengingatkan.

Bila pandemi tidak dapat dikendalikan, maka kondisi sosial politik akan terganggu. "Masyarakat bisa menjerit, bila tidak bisa dikendalikan oleh pemerintah, saya yakin situasi ini akan meledak. Batasan ini kita bisa rem sampai saat ini, tetapi sampai kedepan tidak adanya kepastian tentu yang disalahkan masyarakat adalah pemimpinnya, "terang Mudarta. (Ray)

No comments