Kantha Adnyana selalu terlihat kawal kasus pelecehan Agama Hindu
![]() |
Kantha Adnyana, sosok karismatik yang siap menjaga Hindu Bali dengan Yayasan Jaringan Hindu Nusantara_nya |
Kondisi itu menyebar bak api yang menyambar seluruh dada masyarakat Bali, dan kemarahan tersebut tersebar luas di medsos dan pesan singkat dengan tanggapan berbagai macam komen. Dihubungi melalui pesan singkat kantha Adnyana yang juga aktivis Hindu Bali berharap agar kasus ini ditanggapi serius oleh kepolisian wilayah Bali, agar masyarakat Bali Hindu bisa menjalankan Berata penyepian dengan tenang.
![]() |
Kantha Adnyana bersama pemilik Akun penghina Hindu Bali yang mengaku akunnya di retas |
"Kami melaporkan ke krimsus (cyber) Polda Bali, tetapi namanya yang tercantum dalam akun itu juga melaporkan diri ke polsek karena dirinya tidak merasa menyebarkan ujaran kebencian itu, "ungkap Kantha saat dihubungi.
Kantha Adnyana menyarankan juga untuk memohon Krimsus polda Bali menarik kasusnya ke wilayah Polda Bali, "Kami selaku ketua umum Yayasan Jaringan Hindu Nusantara memohon kepada pihak Cyber untuk membawa orang yang di duga tersebut ke Polda Bali, lalu sampai pukul 20.30 wita sampailah orang yang diduga tersebut ke Polda Bali. Dan kami juga melengkapi keterangan kami sebagai saksi pelaporan kasus penghinaan tersebut pada pukul 21.00 wita, "cerita Kantha Adnyana , dirinya menemui Polda Bali pada hari jumat (12/03/2021).
![]() |
Mendengar penjelasan dari tim Krimsus Polda Bali |
Ia juga bercerita bahwa Hukum Acara Pidana Polisi hanya mempunyai waktu 1x24 jam untuk bisa mencari bukti yang syah, maka dari itu dirinya sempat bertemu dan bertanya kepada Abdillah (pemilik akun) yang sedang berada di ruang penyidik cyber Polda Bali. "Pada prinsipnya dia tetap tidak mengakui telah membuat status tersebut, "ungkap Kantha Adnyana.
Ia juga menambahkan bahwa telah mengumumkan ke publik agar yang mengunggah pertama dan menyimpan URL (Uniform Resource Locator) nya bida membantu dan memberikan Screenshit (SC) aslinya. Kemudian ada seseorang yang mengaku bernama Ardi Alit yang meng SC dan berteman dengan akun facebook Abdillah Pulukan, "Ardu Alit ini mengaku bahwa selain berteman juga pernah membeli bonsai dan ia siap jadi saksi, "terang Kantha.
Karena hari larut malam dan akan persiapan Nyepi dirinya bercerita pulang jam 24.00 wita dan belum dapat barang bukti yang valid. Menurut dirinya juga sampai tanggal 13 maret 2021 belum dapat saksi kunci dan yang bersedia datang ke Polda, "sesuai Undang-undang 1x24 jam pemilik akun tersebut di lepaskan, "ungkapnya.
Pada hari Selasa dirinya mendatangi krimsus Polda Bali dan ditemani oleh anggota organisasi Cakrawayu, Nyoman Suharta dan sekjen Yayasan jaringan Hindu Nusantara (Matra Kumara), pada pukul 11.30 wita tiba di lokasi untuk meminta penjelasan secara langsung oleh Cyber Polda Bali. Didapatlah keterangan bahwa status itu bukanlah di buat oleh Abdillah dan melalui konfirmasi resmi Cyber Polda Bali yang diceritakan oleh Kantha Adnyana melalui pesan whatapps, bahwa akun Abdillah di cloning (duplikasi) .
Kantha Adnyana berharap polisi juga bersedia memanggil saksi kunci Ardi Alit karena kesediaan dirinya mau memberikan bukti-bukti asli dan siap menjadi saksi, seperti yang disampaikan melalui messenger. Dirinya bercerita sempat mendapat bantuan melalui jaringan Organisasi Cakrawayu Wilayah Buleleng Ajik Aura untuk melacak keberadaan Ardi Alit, ternyata akun Ardi Alit pun diberitakan di retas sebulan yang lalu, itu juga sudah di cek tim krimsus polda Bali dengan mendatangkan pemilik Ardi Alit ke Buleleng pada pukul 17.00 wita. "Dan didapatkan keterangan yang sama, dari pengakuannya, akunnya telah diretas, "sambung Kantha.
Dari masih buntunya untuk menemukan pelaku peretas yang menghina perayaan Nyepi yang lalu Kantha Adnyana berharap kepada masyarakat untuk bersikap tenang dan mempercayakan kepada pihak berwajib untuk dapat menelusuri kasus ini sampai tuntas, agar dikemudian hari tidak ada lagi hal-hal seperti ini berulang.
"Kami dalam Yayasan Jaringan Hindu Nusantara akan tetap mengawal kasus-kasus seperti ini, kasus pelecehan, menghina Agama Hindu dengan jalan yang tidak gaduh, "pungkas Kantha Adnyana. (Ray)
No comments