Breaking News

Panji Astika : Agar bisa dilihat anak cucu nanti, penting untuk Digitalisasi Asset Budaya Tabanan

Panji Astika (saput kuning)
OPINI GATRA | TABANAN | Dalam menjaga histori atau pemahaman akan kebudayaan sudah seyogyanya pada jaman modern seperti ini melakukan upaya digitalisasi untuk asset kebudayaan. Tingginya nilai-nilai historis sebuah kebudayaan inilah yang bisa diwariskan sebagai ilmu pengetahuan bagi generasi mendatang.

Dari kondisi itulah AA Ngurah Panji Astika ingin mendigitalisasi kekayaan intelektual masa lampau kedalam data digital yang bisa diunggah nantinya keberbagai platform digital. Agar seluruh data dan informasi terkait kekayaan budaya Tabanan yang luhur dapat dihimpun dengan memanfaatan teknologi digital, maka diharapkan kedepannya ada kelompok orang pemerhati kebudayaan bisa ikut membantu untuk hal ini.

"Tidak hanya untuk menjaga kebudayaan kita, tetapi digitalisasi juga mampu mempromosikan juga kebudayaan Tabanan, historicalnya kepada orang-orang asing diluar sana untuk datang ke Tabanan, "ujarnya ditemui saat menemani sejumlah ekspatriat yang peduli dengan warga terdampak Covid-19 di Puri Anyar Kerambitan, Tabanan (19/07).

Panji Astika dan Gil Petersil
Ini juga diterangkan oleh Gil Petersil, seorang berkebangsaan kanada yang bisa dibilang mencintai Bali. Konsep yang ditawarkan ini merupakan bagian dari penerapan yang harmoni dengan lingkungan sekitarnya, dengan makna memperkuat basis kebudayaan lokal di ranah desa Pekraman, pengembang maupun pencinta budaya dan seni sebagai warisan pengetahuan bagi pewaris dan peminat kebudayaan itu sendiri.

"Aspek budaya lokal yang penting dilestarikan dan dikembangkan, alangkah baiknya dilakukan pemetaan dan pendataan secara komprehensif serta didokumentasikan dalam suatu file maupun portal berbasis web yang mudah diunggah dan dilihat oleh seluruh dunia," katanya.

Dia juga menambahkan bahwa keinginannya untuk ikut membantu kelestarian budaya terutama di Tabanan dan tidak ingin Budaya yang memiliki nilai sejarah unik ini tergerus oleh waktu dan jaman, "Warisan budaya dan alam memerlukan inovasi maupun kreasi budaya untuk melestarikannya," jelasnya dalam acara makan siang ala keraton (royal lunch).

Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah kalangan seperti tokoh puri di antaranya mantan Karo Protokol Pemprov Bali AAN Silagunada, AAN Agung Bagus Erawan, Ketua Garda Puri Sejebag Tabanan (GPST) AA Ngurah Gede Puja Utama (Turah De) dan tokoh Puri Anom yang juga kandidat calon Bupati Tabanan AAN Panji Astika serta sejumlah tokoh lainnya. (Ray)

No comments