Breaking News

PEDAGANG KULINER MALAM DENPASAR MENJERIT, ACEH BARAT SUDAH CABUT JAM MALAM

Restu dan pelanggan, Sumber foto : fb van cogiz
OPINI GATRA | DENPASAR | Carut-marut kondisi ekonomi bagi sebagian orang karena kondisi global yang tak menentu akibat wabah COVID-19 ini dirasakan juga oleh daerah Bali, mulai dari cerita tamu yang membatalkan perjalannya ke Bali maupun tamu domestik yang enggan bepergian karena takut tertular penyakit yang menyerang saluran pernafasan. Kondisi ini diperparah juga karena pemerintah melakukan jam malam bagi toko, tempat hiburan malam dan semua pusat perbelanjaan yang ada di kota Denpasar atau Bali pada umumnya. Penutupan ini awalnya pada surat edaran Walikota Denpasar Nomer :434/572/DKIS/2020 tentang pembatasan jam operasional pusat perbelanjaan, mall, mall retail, pasar modern, pasar rakyat maupun pasar tradisional.
Surat edaran Walikota Denpasar tadi mengacu pada Surat keputusan Gubernur Bali Nomor 270/04-G/HK/2020 yang meningkatkan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat. Langkah-langkah pemerintah sudah sangat tepat dalam menjaga lajunya penularan virus COVID-19 ini (30/03).

Dalam pengawasan surat edaran walikota itu dibantu oleh Satpol PP, Linmas maupun pecalang.  Masyarakat juga tetap berada di dalam rumah, kecuali ada hal-hal yang mendesak dan berkolaborasi dengan Satgas Covid-19 Desa Kelurahan. Dihubungi melalui pesan WA salah seorang pedagang kuliner pada jam malam ini menuturkan, "Untuk jam malam jam 21.00 wita harus sudah closing (tutup) itupun himbauannya adalah take away," tuturnya ramah yang dikenal dengan nama Restu ini, warungnya yang menyediakan masakan khas Bali grangasem dan soto yang gurih untuk menikmatinya memang cocoknya pada malam hari.

salah satu menu yang ngangenin, Sumber foto : fb van cogiz

suasana warung kulinernya, Sumber foto : fb van cogiz
"Ya saya tutup sudah sebulan, tetapi tyang (saya) sangat setuju akan pembatasan oleh pemerintah karena untuk mempercepat pemutusan penyakit corona ini, walaupun saya mengalami sangat banyak kerugian akibat ini tapi biarlah daripada ikut korban virus," tutupnya. Seseorang yang biasanya terlihat tersenyum ramah saat menyapa pelanggan yang datang ke tempatnya itu, putra klungkung kelahiran Singaraja dan dari kecil sudah hidup di Denpasar ini mengaku pasrah.

warung sate ( Kuliner malam )
Tetapi lain halnya dengan cerita warung sate yang masih tetap berjualan yang buka dari sore jam 17.00 wita yang pada awalnya tutup jam 00.00 wita tengah malam ini. Sekarang mereka harus tutup jam 21.00 wita sesuai dengan intruksi pemerintah Kota Denpasar. "pendapatan saya menurun sampai sepertiganya, biasanya sehari habis dapat 1 juta lebih sekarang paling banyak 300 rb, "keluhnya kepada kami. Sate mereka ini khas Madura dan makannya juga bisa bersamaan dengan Soto Ayam ini membuat pencinta kuliner malam pasti mampir untuk menikmatinya.

Aini seorang ibu dengan 3 orang anak ini juga bercerita tentang anaknya yang masih sekolah di sekolah dasar ini ( bungsu ), yang paling besar sudah kuliah saat ditanya awak media. "Kadang saya khawatir dengan situasi ini karena spp sekarang kan sampai 300 rb," akunya sambil mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Abdus Sakur sang suami juga menuturkan bahwa, "kalo bawa uang ke pasar 300 rb itu bingung mau beli apa, padahal kita harus menyiapkan dagangan kita," akunya.

dagangannya yg terlihat sepi tidak seperti biasanya

Itu semua cerita diantara banyak pedagang kuliner malam yang harus gigit jari akibat musibah COVID-19, semua berharap untuk bisa segera pulih dan tentu pemerintah wajib membantu warganya agar mampu bertahan didalam kesulitan dan kerumitan ini.

Dilain belahan negeri yang masih bagian dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), sebut Aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat sejak Sabtu (4/4) malam resmi mencabut pemberlakuan jam malam di daerah ini bagi masyarakat setempat, yang sebelumnya diberlakukan untuk masyarakat di Kabupaten Aceh Barat sejak Sabtu (31/3) lalu.
“Pencabutan jam malam tersebut berlaku sejak Sabtu malam ini, kepada pelaku usaha, seperti warung kopi, cafe dan usaha lainnya sudah dapat beraktifitas kembali seperti biasanya,” kata Bupati Aceh Barat, Ramli MS di Meulaboh.

“Meski jam malam tidak lagi diberlakukan, saya mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan sering mencuci tangan, termasuk menjaga wudhu,” tegasnya, yang juga bila Apabila nantinya ada kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, bisa saja penerapan jam malam ini akan diberlakukan kembali ujar Bupati Ramli MS, yang dilansir di bali.antaranews.com. (Ray)

No comments