Breaking News

NYEPI LAGI KITA, AWK TOLAK !!!

Bendesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali ( sumber foto : Web beliau )
OPINI GATRA | BALI | Baru saja kita melaksanakan nyepi 25 maret (tahun baru Caka 1942) lalu yang ditambah lagi 1 hari tanggal 26 maret esoknya, kali ini harus melaksanakannya lagi, karena berkaitan dengan upaya memutus mata rantai penyebaran Virus Corona atau Covid-19. Majelis Desa Adat dan PHDI ( Persatuan Hindu Dharma Indonesia ), diketahui oleh Gubernur, akan memutuskan Nyipeng atau Nyepi Desa Adat serentak di semua Desa Adat di Bali, berencana kembali menggelar Nyepi Sipeng selama tiga hari sejak 18 hingga 20 April mendatang.
  
Nyepi Sipeng dengan tidak melakukan berbagai aktvitas di luar rumah, ini dilakukan dalam persembahan kepada sekala dan niskala, dilihat dari Sekala ( Nyata ) ini berguna untuk memutus penyebaran Virus yang melanda dunia sekarang dan Secara Niskala ( Gaib ) berkaitan dengan menghormati Bhuta Kala sebelum Tilem Kadasa yaitu tanggal 22, disertai dengan Upacara Bhuta Yadnya yang bersekala kecil, dan memohon perlindungan kepada Ida Shang Hyang Widhi Wasa agar kondisi Bali bisa segera pulih. Nyepi ini akan dilaksanakan selama 3 hari, yaitu 18, 19, dan 20 April yang akan berlaku beberapa hari lagi.
Nyepi kali ini krama adat hanya tidak boleh keluar rumah atau tinggal dirumah saja selama 3 hari, kecuali yang mempunyai tugas tugas khusus, dan mendapatkan dispensasi. Sedangkan Umat yang bukan Krama Desa Adat dihimbau untuk berpartisipasi. Dan tanggal 8 April Majelis Desa Adat bersama PHDI Bali akan Paruman ( rapat ) untuk memfinalisasi rencana Nyepi atau Nyipeng Desa Adat ini.

 
 Sumber Video : Group Whatapps dan media sosial ( merekam channel Bali TV dengan perangkat seluler atau handphone )


Bendesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet di Denpasar, hari senin (06/04) mengatakan, berdasarkan kesepakatan bersama atas pertemuan pihaknya dengan para tokoh adat dan pemerintahan di Bali, tercetus gagasan untuk mengelar Nyepi Sipeng selama tiga hari secara serentak di seluruh desa adat di Provinsi Bali.
Melalui pelaksanaan ini selain untuk menjalankan himbauan pemerintah tentang perlunya dilakukan social distancing dengan menghindari keramaian, dengan ini yang pelaksanaannya masih dalam rangkaian bulan kepitu, kawulu, kesanga dan kini puncaknya berdasarkan penanggalan Bali, memberi ruang kesempatan kepada Bhuta Kala dan Maha Butha berubah menjadi somya ( lebur), yang bisa merubah watak Butha menjadi watak dewata.

"Secara Sekala supaya lebih kita dapat memutuskan lagi peredaran penularan COVID-19 di Bali, secara niskala masih dalam sasih butha kala dan sampai Maha Butha Kala agar dapat berubah menjadi watak dewa," terang Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet.
Tentang pelaksanaan Nyepi Sipeng, menurutnya berbeda dengan Nyepi tahun baru Caka di Bali, di mana harus mentaati catur beratha penyepian, seperti amati geni, amati karya, amati lelungaan dan lelanguan. Sementara untuk Nyepi Sipeng secara adat, kepada warga desa adat hanya tidak dibenarkan untuk keluar rumah saja (amati lelungaan).
"Ini berkaitan erat dengan upaya memutus penyebaran Virus Corona yang kini mewabah, Jadi atau tidaknya pelaksanaan Nyepi Sipeng tersebut, tentu nantinya akan kami sampaikan kepada khalayak luas, khususnya kepada masyarakat adat di Pulau Dewata,” ujar Beliau.

Berbeda dengan pendapat Dr. Arya Wedakarna Beliau Menolak.
Lain halnya dengan DPD ( Dewan Perwakilan Daerah ) Provinsi Bali ini yang terpilih dengan suara terbanyak waktu yang lalu ini ikut bersuara, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa atau disingkat Arya Wedakarna dalam akun Facebooknya menuliskan,

"JEG TOLAK 👎 Sebagai wakil rakyat Bali di Pusat, saya menggunakan hak politik saya untuk MENOLAK Nyepi Tambahan Buin 3 Hari 🤚 Ini berpotensi digugat hukum karena melanggar UU. Silahkan Pemerintah Bali dan Majelis Adat cari cara lain yg lebih kreatif untuk hindari Corona 🦠 Biarkan NYEPI jadi hari sakral ya ( mangde ten campah ). Intinya kami manut sama perintah JOKOWI🇮🇩 Dah gitu saja🔥 ( admin ) @jokowi #wedakarnavscorona #apaansich #siapasih #nyenento🤔 #kokgitu ,"yang dibubuhi oleh tulisan Admin.

Unggahan itu di komentari oleh netizen ada yang pro dan yang kontra, seperti akun Dewa Darma 'Tiang juga nolak nyepi 3 hari, karena nyepi 3 hari butuh makan dan stok makan yg banyak, dan ke uangan yang bagus, ya klo orang mampu bisa nytok, klo seperti saya yang bekerja harian yang penghasilan tidak menentu, klo 3 hari tidak kerja anak dan istri saya mw makan apa, saya meminta agar pemerintah provinsi bali lebih mengkaji lagi tentang nyepi 3 hari agar tidak menjadi hal buruk," tulisnya.
Lain halnya dengan akun Thalia Blount "Kejadian ini adalah kejadian luar biasa, saya setuju jika di berlakukan 3 hari Nyepi bahkan 3 Minggu saja dan seharusnya seluruh dunia melakukannya secara serentak (hari, bulan yang sama) bertahan dengan beras dan air saja selama 3 minggu kita masih bisa hidup, baru kita bisa lihat penurunan virus secara signifikan. Sekarang sudah diberikan kesempatan untuk bersiap untuk 3 hari. Pikirkan sebelum egoisme menguasai," tulisnya.

Mendukung atau menolak adalah bagian dari demokrasi, dan bagian dari keadilan secara menyeluruh, pemerintah mesti menjadi sesalu tempat untuk bersandar dan menimbang apa yang terbaik untuk Bangsa, Khususnya Bali. (Ray)


KITA BERHARAP SEMUA HANYA YANG TERBAIK UNTUK MASYARAKAT BALI

Opini Gatra 
Pesonamu Inspirasiku

2 comments:

  1. Saya minta kepada Ketua Majelis Adat Bali, mempertimbangkan usulan 3 hari diam di rumah dengan istilah NYEPI atua Sipeng,
    Perlu dikaji dgn mendalam mengingat hari Raya Nyepi :

    Lahirnya Tahun Saka, Titik Awal Berkembangnya Kebudayaan dan Agama Hindu di Dunia, sedangkan yg diwacanakan adalah berkaitan dg penularan covid 19. Saya usulkan :
    1. jgn hanya memikirkan covid 19 HARUS dipikirkan Manusia Bali dan Kebutuhan Pokok nya.
    2. Memikirkan orang2 di luar adat atau non Bali. mengingat distribusi makanan dan Kebutuhan pokok sangat vital.
    3. Jika tujuan nya mengisolasi diri sdh cukup dengan HIMBAUAN PEMPROP BALI. dengan diam dirumah. OM SVAHA

    ReplyDelete
  2. Kalo bisa terapkan saja darurat sipil dan jam malam,Beres dah,Semua rata.. Hindu pun tenang tidak kena hujat..

    ReplyDelete