Breaking News

APAKAH HARGA PORANG BISA TURUN KETIKA SUDAH BANYAK YANG MENANAM?

Budi BMW 
OPINI GATRA | DENPASAR | Banyaknya pertanyaan yang muncul di tengah masyarakat akan keberadaan komoditas yang baru muncul menjadi viral ini. Budi BMW berusaha menjawab masalah ini dengan pengalamannya yang sudah lebih 2 tahun bergaul dengan petani porang, pabrik dan investor di daerahnya sana,

Apakah harga Porang bisa turun ketika sudah banyak yang menanam?

Sebelum viral karena ada acara TV berjudul 'PEMULUNG MENJADI MILYADER KARENA TANAMAN INI', bisnis Tanaman Porang sudah berjalan hampir 50 tahun lebih. Bahkan sejak era penjajahan Jepang sudah digunakan untuk keperluan industri mereka. Harga Porang stabil dan atau naik setiap tahun.
Sejak tahun 1968 Tanaman Porang sudah mulai diperjual belikan oleh Kakek dari Sahabat saya bersama mitranya dari Jepang. Banyak orang yang belum mengetahui hal itu. Harga Porang dari tahun ke tahun stabil naik. Karena diperlukan di banyak bidang industri. Sekitar 10 bidang industri. Yaitu insustri makanan pokok, minuman, kosmetik, farmasi, film, pesawat terbang, lem perekat, tambang dan lain-lain.

Jadi, secara analisis ekonomi, bila sebuah barang diperlukan oleh banyak bidang industri yang berbeda maka harga akan stabil atau naik. Karena banyak industri tergantung pada Porang.
Bila harga Porang turun dan petani Porang "MOGOK PANEN" kacaulah berbagai bidang industri tersebut, pengusaha juga ikut kacau, eksportir kacau dan orang yang menjadikan olahan Porang sebagai makanan pokok sehat juga ikut kacau.
INGAT, PORANG TIDAK MENGENAL MUSIM PANEN. Meski tidak diambil dari dalam tanah (panen), Porang akan tambah besar setiap tahun. PORANG ADALAH TANAMAN PARENNIAL, TANAMAN ABADI, SEPERTI RUMPUT dan kawan-kawanya.

Apakah rumput butuh perawatan ekstra dari manusia untuk perkembang biakan rumput? 

TIDAK. Bahkan arah ke depan, olahan Porang akan dibuat untuk sedotan dan pengganti plastik.
Menurut pendapat saya, kedepannya, Tanaman Porang bisa juga untuk ketahanan Pangan Indonesia, mungkin Indonesia 30 tahun ke depan makanan pokok dari olahan Porang. Karena Lahan Pertanian Padi semakin sempit diurug dibuat bangunan beton rumah, hotel dan semacamnya. Padi juga memboroskan penggunaan air. Padahal debit air tanah setiap tahun berkurang di seluruh dunia.
Selain itu dari segi kesehatan, olahan Umbi Porang lebih sehat daripada Padi. Ada yang mengatakan bahwa makanan dari Porang bisa menurunkan Kolesterol, menyembuhkan kanker dan tidak ada gula yang menjadi penyebab banyaknya penyakit diabetes di Indonesia.

Secara spiritual, bagi saya, makanan dari dalam tanah seperti umbi-umbian dan termasuk Porang akan membuat orang lebih "MEMBUMI", realistis, tidak kebanyakan berkhayal dan melamun.
Mungkin, hal itulah yang menyebabkan Jepang cepat berkembang meski sudah dihancurkan di peristiwa Bom Atom dulu, karena banyak yang memakan hasil olahan umbi-umbian seperti Porang. Orang Jepang lebih realistis, menghormati Bumi, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kelestarian Bumi/Alam dan semacamnya. Sedangkan makanan Padi yang hasil panen bijinya menggantung di atas tanah membuat orang "TIDAK MEMBUMI", banyak yang suka berkhayal dan tidak realistis, merasa di atas angin seperti kepercayaan "atas angin".

Tanaman Porang bisa ditanam di hutan dan bawah naungan pohon lain sehingga tidak merepotkan seperti padi. Perawatan Porang juga tidak memboroskan air seperti padi.
Bahkan, Tanaman Porang di Lahan yang sudah ada sekitar 5.000 Hektar di hutan tidak menggunakan teknik pengolahan tanah seperti digemburkan, gulutan dan semacamnya. Yang penting cangkul, tanam, cabutin rumput, pupuk, panen tiap tahun. Dan Hutan pun menjadi terjaga. Bersih karena petani rajin menghilangkan rumput di bawah Tanaman Porang, rapi karena ada Tanaman Porang di bawah pohon di Hutan, juga bisa menghindari Kebakaran Hutan karena dijaga oleh Petani yang mengharapkan panen Porang berupa uang juta-an.
Solusi penyelamatan hutan = Tanaman Porang.
Solusi penyelamatan air = Tanaman Porang.

Kuota Pembelian Porang bisa dibilang unlimited atau tanpa batas. Sudah puluhan tahun Budidaya Porang dan pengambilan Porang liar dari hutan hanya mampu mencukupi tidak lebih dari 10% kuota permintaan pembeli. Baik permintaan pabrik lokal maupun eksportir. Tujuan ekspor setiap tahun bertambah. Mulai dari Jepang, China, Thailand, Myanmar, Vietnam, Korea, Australia. Sekarang sudah mulai dilirik oleh Timur Tengah, Eropa dan Amerika. Eksportir juga setiap tahun bertambah karena hasil olahan porang bisa tembus harga 1,5 Juta rupiah per kgnya. Silahkan dihitung labanya.

So, tidak ada alasan untuk kita tidak memanfaatkan Lahan tidur, Lahan tidak produktif. Gunakanlah untuk menanam Porang. Karena perawatan mudah, bahkan tidak dirawat pun "berbuah".
TANAMAN PORANG HABITAT ASLINYA DI BAWAH NAUNGAN, DI BAWAH POHON, JADI BISA MENYETOP PENEBANGAN HUTAN. PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JUGA BISA DIHINDARI BILA HUTAN TETAP LESTARI.
Semakin banyak orang sejahtera, Hutan tetap terjaga, Lestari Alamnya.

TERIMA KASIH.
SEMOGA SEMUA MAKHLUK DAMAI, SEJAHTERA DAN BERBAHAGIA.
Aamiin, Amen, Ahung, Hong, Om.

~ Budi BMW ~
Jumat Legi, 6 Maret 2020.
Pulau Dewata, Bali, Pujawali Bhatari Sri.

No comments